Tugas ISD #6 : Masyarakat Pedesaan dan Masyarakat Perkotaan



Ketika mendengar istilah “desa” hal pertama yang kita bayangkan adalah sebuah tempat yang masih asri, sejauh mata memandang terhampar sawah yang masih hijau atau yang sudah mulai menguning dan pohon-pohon yang hijau dan rindang, udara yang masih segar dan kehidupan yang sangat bersahaja. Kebalikan dari istilah “desa”, ketika mendengar istilah “kota” yang sudah terbayang adalah kehidupan yang hiruk pikuk, hutan beton disetiap sudutnya, polusi udara, kemacetan dimana-mana dan kehidupan yang sangat cepat. Perbedaan-perbedaan tersebut diatas tentunya disebabkan karena pengaruh dari masyarakat-masyarakat yang tinggal di desa dan kota itu sendiri.

Karena perbedaan-perbedaan tersebut tentunya juga akan menimbulkan beberapa permasalahan baik pada masyarakat pedesaan atau masyarakat perkotaan. Adapun permasalahan yang nyata ada pada masyarakat perkotaan adalah semakin rendahnya rasa “tepo seliro”. Rasa “tepo seliro” sendiri bisa dimaknai dengan apa yang dirasa baik untuk diri kita sendiri, maka hal itu pulalah yang harus kita lakukan untuk orang lain. Tetapi justru yang ada pada masyarakat perkotaan adalah apa yang baik bagi diri kita atau keluarga kita sendiri maka kalau bisa hanya diri kita atau keluarga kita sendiri yang bisa mendapatkannya, tidak peduli dengan apa yang orang lain dapatkan. Karena itulah tidak heran kenapa pada masyarakat perkotaan lebih banyak timbul permasalahan social dibandingkan pada masyarakat pedesaan. Jarang kita melihat pada masyarakat pedesaan perbedaan mencolok terhadap kondisi rumah-rumah para anggota masyarakatnya, tetapi ketika kita melihat kondisi rumah-rumah anggota masyarakat pada masyarakat perkotaan maka tidak sedikit kita jumpai rumah mewah dengan didalamnya berjejer mobil mewah juga, bersebelahan dengan rumah yang mungkin kondisinya bisa dibilang sangat memprihatinkan sekali.

Sebenernya kita tidak bisa juga menyalahkan si pemilik rumah mewah yang didalamnya berjejer mobil mewah tersebut karena memang semua itu didapat dari hasil jerih payahnya sendiri terlepas hasil dari harta yang halal atau yang haram. Tetapi yang ingin kita angkat disini adalah lebih dari sisi kemanusiaan dari si empunya rumah mewah tersebut. Masak iya jika seseorang itu mengaku sebagai manusia tetapi ada manusia lain yang masih tetangganya hidup serba kekurangan, tetapi manusia tersebut bersikap cuek dan tidak perduli? Sebagai seorang muslim, hal inipun sesuai dengan sabda Rasul “Bukanlah orang yang beriman yang ia sendiri kenyang sedangkan tetangga disebelahnya kelaparan" (HR.Baihaqi).
Oleh karena itu sebagai solusi untuk permasalahan ini adalah kita kembalikan ke masing-masing diri kita sebagai sesama manusia untuk lebih perduli lagi kepada sesama manusia.

Terima kasih.

0 komentar:

Posting Komentar

 

Flickr Photostream

Twitter Updates

Meet The Author

Ruci Antassani