Dikarenakan adanya pengelompokan-pengelompokan tersebut di dalam suatu masyarakat, maka rawan timbul permasalahan-permasalahan. Permasalahan yang sering muncul adalah timbulnya gesekan-gesekan antara tingkatan-tingkatan itu sendiri. Misalnya jika ada salah satu anggota masyarakat pada suatu tingkatan berselisih dengan seseorang pada tingkatan lainnya, walaupun hanya perselisihan kecil, bisa menjadi bentrokan massal atau malah bisa menjadi isu nasional. Contoh nyata yang pernah dicatat dalam sejarah negara ini adalah kerusuhan Mei 1998. Kerusuhan tersebut muncul karena ada anggapan bahwa salah satu etnis di dalam suatu masyarakat mempunyai kedudukan yang tinggi didalam urusan ekonomi. Karena ada anggapan tersebut maka anggota masyarakat dari tingkatan tertentu merasa perlu melakukan penjarahan terhadap anggota masyarakat di tingkatan yang lain.
Melihat efek negative dari adanya pengelompokan-pengelompokan tingkatan di dalam masyarakat seperti diatas, sudah seharusnya kita sebagai anggota masyarakat tidak lagi menggunakan system tersebut. Sebagai seorang muslim, saya diajarkan bahwa semua manusia derajatnya adalah sama dan yang membedakan adalah derajat ketakwaannya terhadap Allah SWT. Oleh karena itu seharusnya kita kembalikan ke fitrah sebagai seorang manusia bahwa tidak ada pengelompokan-pengelompokan strata sosial dimana orang kaya kedudukannya di dalam masyarakat sama dengan orang miskin, begitu juga dengan kedudukan orang yang mempunyai jabatan tinggi kedudukannya sama dengan orang yang hanya sebagai pekerja biasa. Terlebih-lebih pengelompokan bahwa etnis tertentu kedudukannya diatas etnis yang lain. Dengan persamaan derajat di dalam masyarakat diharapkan timbulnya keharmonisan yang bisa menyatukan semua anggota masyarakat sehingga perselisihan-perselisihan bisa dihindari. Dengan demikian akan tercipta suatu masyarakat damai dan sejahtera.
0 komentar:
Posting Komentar