Pages

Kamis, 24 Oktober 2013

Tugas ISD #3 : Pemuda dan Sosialisasi

Pemuda menurut kamus besar Bahasa Indonesia adalah:

  • [n] orang yg masih muda; orang muda: -- harapan bangsa.
  • [n] orang muda laki-laki; remaja; teruna: para -- ini akan menjadi pemimpin bangsa.

Oleh karena itu pemuda sering dijadikan harapan bagi sebuah masyarakat dalam skala kecil dan harapan bagi sebuah bangsa dalam skala yang lebih besar. Pemuda sering dijadikan tolak ukur bagi kemajuan sebuah masyarakat atau bangsa. Semakin berprestasinya seorang pemuda di masyarakat dan atau bangsa maka akan semakin maju masyarakat dan atau bangsa tersebut. Begitu diharapkannya sosok seorang pemuda, maka tak heran jika seorang pemuda diharapkan tidak mempunyai sisi negative sedikitpun. Tetapi sebagai seorang manusia biasa, tentunya seorang pemuda juga memiliki masalah-masalah.

Adapun masalah-masalah yang timbul terkait dengan pemuda yang sedang belajar di perguruan tinggi adalah terkait dengan masalah sosialisasi dengan masyarakat sekitar dimana pemuda tersebut tinggal. Apalagi dengan semakin majunya teknologi dalam hal bersosialisasi misalnya adanya jejaring social yang menawarkan fitur bersosialisasi dengan orang lain yang hanya cukup dilakukan di depan computer atau bisa hanya dengan menggunakan smartphone. Dengan demikian sosialisasi secara tradisional yang dilakukan dengan bertemu atau bertatap muka dengan anggota masyarakat lainnya semakin ditinggalkan atau tidak digemari oleh rata-rata seorang pemuda. Pemuda jadi semakin enggan untuk mengenal tetangga-tetangganya di lingkungan masyarakat dimana pemuda tersebut tinggal. Tetangga depan, belakang, kanan dan kirinya mungkin tidak saling mengenal lagi karena tidak pernahnya bersosialisasi secara tradisional. Selanjutnya akan timbul masalah-masalah baru yang mengiringi misalkan karena saking acuhnya, maka tidak tahu jika tetangga sebelah sakit atau malah meninggal dunia.

Melihat lagi bahwa seorang pemuda sangat diharapkan di lingkungan masyarakatnya, maka permasalahan-permasalahan tersebut diatas harus segera dicari solusinya sebelumnya menjangkiti semua lapisan masyarakat. Apa jadinya jika kehidupan bermasyarakat berubah menjadi kehidupan yang sangat sendiri-sendiri dikarenakan antar anggota masyarakat tidak saling mengenal. Lantas apa gunanya kehidupan bermasyarakat?
Adapun solusi yang bisa kita lakukan adalah dengan lebih menggalakkan kegiatan-kegiatan kepemudaan di masyarakat secara intensif. Misalkan kegiatan kerja bakti tiap minggu, acara nonton bareng, pertandingan olah raga dan kegiatan-kegiatan lainnya yang bisa melibatkan semua anggota masyarakat. Tetapi yang lebih penting adalah di dalam diri kita sendiri dan keluarga kita untuk membentengi diri dari pengaruh-pengaruh teknologi dan budaya dari luar yang punya efek negative. Teknologi dan budaya adalah sesuatu yang baik bagi perkembangan seorang pemuda tetapi seorang pemuda juga harus pintar-pintar menyaring mana teknologi dan budaya yang bisa kita ambil dan mana yang harus kita tinggalkan. Apabila hal tersebut bisa dilakukan oleh seorang pemuda maka kehidupan social masyarakat diharapkan akan lebih hangat dan hidup lagi dari sebelum-sebelumnya.

Terima kasih.

Kamis, 10 Oktober 2013

Tugas ISD #2 : Individu, Keluarga dan Masyarakat

Individu menurut wikipedia (http://id.wikipedia.org/wiki/Individu) merupakan unit terkecil pembentuk masyarakat. Dalam ilmu sosial, individu berarti juga bagian terkecil dari kelompok masyarakat yang tidak dapat dipisah lagi menjadi bagian yang lebih kecil. Sebagai contoh, suatu keluarga terdiri dari ayah, ibu dan anak. Ayah merupakan individu dalam kelompok sosial tersebut, yang sudah tidak dapat dibagi lagi ke dalam satuan yang lebih kecil.
Sedangkan keluarga menurut wikipedia (http://id.wikipedia.org/wiki/keluarga) adalah unit terkecil dari masyarakat yang terdiri atas kepala keluarga dan beberapa orang yang terkumpul dan tinggal di suatu tempat di bawah suatu atap dalam keadaan saling ketergantungan.
Karena individu dan keluarga merupakan bagian dari masyarakat, maka masalah yang timbul karena suatu perkembangan individu atau keluarga akan menimbulkan masalah sosial di masyarakat juga.

Adapun masalah social yang kerap terjadi terkait dengan perkembangan individu dan keluarga adalah semakin sempitnya lapangan pekerjaan yang tersedia. Antara perkembangan individu dan keluarga dengan perkembangan lapangan pekerjaan tidak memadai sehingga banyak individu-individu yang belum mendapatkan pekerjaan alias masih pengangguran. Hal tersebut memicu masalah social lainnya misalkan berkumpulnya sekelompok pemuda yang belum bekerja atau istilahnya sekarang kongkow-kongkow tanpa tujuan yang jelas. Terkadang dari hasil kongkow-kongkow tersebut menyebabkan gangguan di masyarakat misalkan adanya penodongan, mabuk-mabukan, tawuran dan efek negative lainnya. Selain itu masyarakat yang tinggal dekat dengan tempat kongkow tersebut menjadi tidak nyaman dan susah beristirahat pada waktu malam dikarenakan suara bising yang ditimbulkan dari hasil kongkow-kongkow tersebut. Dan biasanya waktu kongkow tersebut dari malam hari sampai dini hari malah bisa sampai pagi. Sehingga jelas-jelas sangat mengganggu orang lain yang membutuhkan istirahat di malam harinya untuk beraktifitas kembali di esok hari. Kita sebenarnya tidak bisa langsung menyalahkan mereka disebabkan karena mereka juga tidak punya kegiatan yang lain yang bisa menyibukkan mereka selain dari kongkow-kongkow tersebut

Untuk itu permasalahan-permasalahan tersebut diatas perlu dicarikan solusinya sebelum terjadi gesekan-gesekan yang lebih luas lagi di dalam masyarakat itu sendiri. Salah satu solusi yang mungkin dilakukan adalah penyediaan lapangan pekerjaan itu sendiri. Penyediaan lapangan pekerjaan sejatinya adalah tanggung jawab dari pemerintah tetapi kita sebagai anggota masyarakat bisa menyediakan lapangan pekerjaan sendiri tanpa menunggu aksi dari pemerintah. Misalnya kita membuka sentra kerajinan tangan dimana tenaganya diambil dari pemuda-pemuda yang belum bekerja di sector formal. Hasil dari pembuatan kerajinan tangan tersebut selain bisa menambah penghasilan dari para pemuda tersebut juga bisa sebagai ajang menyibukkan diri para pemuda tersebut sehingga waktu untuk kongkow-kongkow dengan tujuan yang kurang jelas bisa diminimalisir. Selain itu dengan adanya sentra kerajinan tangan tersebut maka kehidupan social masyarakat di sekitar juga bisa lebih harmonis sehingga jika terjadi suatu masalah di dalam masyarakat bisa langsung diselesaikan secara kekeluargaan. Dengan demikian efek negative yang timbul dari masalah tersebut diatas bisa ditekan atau malah bisa dihilangkan sama sekali.

Terima kasih.



Senin, 07 Oktober 2013

Tugas ISD #1 : Penduduk, Masyarakat dan Kebudayaan


Dari Wikipedia berbahasa Indonesia (http://id.wikipedia.org/wiki/Penduduk), penduduk atau warga suatu negara atau daerah bisa didefinisikan menjadi dua:

  • Orang yang tinggal di daerah tersebut
  • Orang yang secara hukum berhak tinggal di daerah tersebut. Dengan kata lain orang yang mempunyai surat resmi untuk tinggal di daerah tersebut.

Bertambahnya jumlah penduduk menyebabkan naiknya jumlah populasi pada sebuah daerah. Hal ini disebabkan oleh faktor internal dan eksternal. Faktor internal lebih disebabkan karena tingkat kelahiran yang cukup tinggi pada daerah tersebut, sedangkan faktor eksternal bisa disebabkan karena terjadinya proses migrasi penduduk dari suatu daerah ke daerah lainnya. Imbas dari pertumbuhan penduduk tersebut salah satunya adalah adanya perkembangan kebudayaan pada daerah tersebut. Misalkan kebudayaan seseorang dari daerah lain, karena orang tersebut bermigrasi ke daerah lain, maka dia juga akan membawa kebudayaannya ke daerah yang di a tuju bermigrasi. Karena proses asimilasi, maka lambat laun ciri khas kebudayaan yang dibawa tersebut akan hilang sehingga membentuk kebudayaan baru yang merupakan kebudayaan daerah baru tersebut. Selain itu juga terjadi proses akulturasi dimana kebudayaan asing lambat laun diterima dan diolah kedalam kebudayaannya sendiri tanpa menyebabkan hilangnya unsur kebudayaan penduduk itu sendiri.

Selain imbas yang positif, imbas yang negatif juga bisa dihasilkan dari pertumbuhan penduduk dari faktor eksternal. Misalkan yang sempat menjadi isu nasional adalah klaim budaya yang dilakukan Negara jiran Malaysia terhadap beberapa kebudayaan-kebudayaan asli Indonesia. Pemerintahan Malaysia sendiri mengklaim bahwa kebudayaan tersebut adalah kebudayaannya karena memang berasal dari dalam wilayahnya sendiri. Padahal kalau kita kaji lebih dalam lagi bahwa budaya tersebut memang dibawa oleh penduduk yang bermigrasi dari wilayah Indonesia ke dalam wilayah Malaysia dan selanjutnya terjadi proses asimilasi dan atau akulturasi kebudayaan sehingga membentuk kebudayaan baru yang merupakan kebudayaan dari daerah baru tersebut dan oleh karena itu Malaysia mengklaim bahwa budaya tersebut adalah kebudayaannya. Proses asimilasi sendiri dapat terbentuk apabila terdapat tiga persyaratan berikut:
  • Terdapat sejumlah kelompok yang memiliki kebudayaan berbeda
  • Terjadi pergaulan antar individu atau kelompok secara insentif dan dalam waktu yang relative lama
  • Kebudayaan masing-masing kelompok tersebut saling berubah dan menyesuaikan diri



Sebelum pengaruh negatif diatas menjadi pencetus sebuah konflik atau bahkan bisa menjadi perang antara dua daerah, perlu dilakukan pemecahan terhadap pengaruh negatif tersebut diantaranya:
  • Minimal kedua daerah tersebut harus memahami bahwa kemiripan atau kesamaan budaya seharusnya menjadi perekat dan bukan merupakan sumber konflik.
  • Kedua pihak juga harus menahan diri dalam masalah klaim kebudayaan karena memang bisa jadi dua daerah yang berbeda tersebut masih satu rumpun sehingga harus dibicarakan antara kedua belah pihak dengan tujuan melestarikan dan mengembangkan kebudayaan tersebut untuk kemajuan kedua daerah.
  • Kedua daerah juga harus bisa menurunkan egoismenya masing-masing dan mau duduk sama rendah dan berdiri sama tegak. Seharusnya kesamaan mewujudkan keakraban dan mau duduk bersanding sebagai teman ‘sparring’ dan bukan malahan menjadi lawan yang selalu siap saling menghabisi.
  • Karena konflik yang terjadi adalah masalah kebudayaan, maka pendekatan yang dilakukan juga harus pendekatan secara budaya.


Terima kasih.